A. Kedudukan Pembelajaran Fisika di SMK
Mata pelajaran yang diberikan di sekolah menengah kejuruan (SMK) terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama termasuk dalam program produktif yaitu mata pelajaran dasar kejuruan (keteknikan) yang menjadi program utama sekolah kejuruan. Kelompok kedua termasuk dalam program adaptif yaitu mata pelajaran dasar yang mendukung program produktif dan termasuk didalamnya adalah mata pelajaran fisika. Sedangkan kelompok ketiga termasuk dalam program normatif yaitu mata pelajaran dasar umum. Keterkaitan antara masing-masing program dapat digambarkan seperti bagan berikut:
Berdasarkan bagan tersebut terlihat hubungan yang erat antara program adaptif dengan program produktif.
Mata pelajaran fisika di SMK adalah sekumpulan bahan kajian atau materi pembelajaran tentang materi dan energi serta interaksinya sebagai pengetahuan dasar penunjang kejuruan, pengetahuan dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan materi pembelajaran fisika berfungsi sebagai: pendukung berbagai program produktif, pendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pendukung pengembangan sikap ilmiah dan profesional. Di samping itu pembelajaran fisika bertujuan agar siswa dapat: memahami konsep-konsep dasar fisika, menerapkan konsep-konsep dasar fisika dalam pekerjaan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, serta memiliki wawasan intelektual dan bersikap ilmiah
Mata pelajaran fisika di SMK termasuk dalam program adaptif yaitu termasuk dalam mata pelajaran yang menunjang/mendukung program produktif. Pembahasan materi dari program adaptif harus diupayakan berkait erat dengan materi dari program produktif. Sementara itu materi program produktif harus selaras dengan dunia industri. Materi yang dipelajari oleh siswa harus merupakan masalah nyata yang akan dijumpainya kelak ketika sudah lulus dan terjun dalam dunia industri. Oleh karena pembahasan konsep-konsep dalam mata pelajaran fisika harus selaras dengan mata pelajaran program produktif (bidang teknik), salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan pembahasan penerapan konsep-konsep dasar fisika dalam dunia industri.
B. Pendekatan ideal dalam Pembelajaran Fisika di SMK
Belajar adalah proses transformasi pengetahuan yang melibatkan siswa, sumber belajar (guru dan literatur), dan sarana belajar. Namun demikian proses belajar jauh lebih banyak daripada kegiatan menghafal. Agar siswa benar-benar memahami pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan segala hal untuk diri mereka sendiri, bergelut dengan gagasan-gagasan (Nur, 2001).
Belajar pada dasarnya adalah melatih proses berfikir, Keterampilan berfikir tersebut meliputi (Glencoe, 1999): keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Dalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat perlu meninjau strategi belajar yang dipilih. Strategi belajar tersebut (Arends, 1997) meliputi: strategi menghafal, strategi elaborasi, dan strategi organisasi.
Fisika adalah bagian IPA yang disusun berdasarkan fakta, gejala-gejala alam, hasil pemikiran dan hasil percobaan. Fisika sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari gejala fisik dari alam semesta dalam memahami konsep-konsepnya sebagian besar memerlukan pengamatan indera. Dengan hasil pengamatan tersebut, konsep yang tertanam dalam pikiran siswa akan menjadi lebih mantap.
Proses pembelajaran hakekatnya adalah serangkaian kegiatan yang mempengaruhi siswa sehingga memungkinkan proses belajar dengan mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan minat belajar siswa.
Dalam mempelajari fisika tidak dapat dilakukan dengan hanya mendengarkan melalui ceramah atau membaca buku teks saja, tetapi harus disertai keaktifan siswa secara langsung terlibat dalam kegiatan yang bersifat eksplorasi dengan mengutamakan penanaman metode ilmiah. Tanpa pengembangan sikap ilmiah pada diri siswa maka pembelajaran fisika menjadi tidak bermakna, karena belajar fisika hakekatnya adalah eksplorasi pikiran sebagai kesan indera dalam menanggapi gejala-gejala alam. Beberapa ciri proses dalam mempelajari fisika adalah:
1. Kuantifikasi, yaitu bahwa konsep-konsep fisika dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka
2. Observasi dan eksperimentasi, yang merupakan cara untuk dapat lebih memahami konsep-konsep secara tepat dan memungkinkan pengujian teori
3. Ramalan, yang bermula dari asumsi bahwa alam raya ini memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut selanjutnya dapat dilakukan pengukuran yang teliti, sehingga berbagai gejala alam yang terjadi dapat diramalkan secara meyakinkan
4. Progresif dan komulatif, yang berarti bahwa fisika berkembang ke arah yang lebih sempurna, sehingga penemuan terdahulu disempurnakan dengan penemuan selanjutnya
5. Ilmiah, yang merupakan cara yang dikembangkan secara sistematis untuk membuktikan kebenaran suatu teori dengan menggunakan metode ilmiah
6. Universal, yang berarti penemuan yang diperoleh berlaku secara universal yang secara umum diakui kebenarannya.
Untuk memperoleh hasil belajar fisika yang optimal, dalam pembelajaran fisika perlu diupayakan agar ciri-ciri proses dalam belajar fisika tersebut terakomodasi dalam model pembelajaran yang diterapkan.
Fungsi disampaikannya materi pembelajaran fisika di SMK berdasarkan kurikulum adalah sebagai: pendukung berbagai program produktif, pendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pendukung pengembangan sikap ilmiah dan profesional. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, maka pendekatan pembelajaran diarahkan dan diselaraskan untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut. Idealnya pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran fisika dapat melibatkan siswa secara aktif melakukan proses ilmiah seperti mengamati, meramal, memilah, melakukan percobaan dan menyimpulkan. Pendekatan paling tepat untuk memenuhi kebutuhan itu adalah dengan kegiatan praktikum, karena kegiatan tersebut akan dapat diselaraskan dengan program produktif yang merupakan program utama SMK yang lebih mengarah kepada dunia industri yang sangat berkaitan dengan perkembangan IPTEK.
0 komentar:
Posting Komentar